Info Jatim Official Website | Blogger Members area : Register | Sign in

Tahukah Kamu

Mahasiswa KKN-T UMAHA Membuka Pojok Literasi Untuk Masyarakat Desa Panglungan Kabupaten Jombang.

Rabu, 07 September 2022


Jombang - Dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo, membuka pojok literasi di Dusun Sranten, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Sekelompok mahasiswa yang terbentuk dalam kelompok KKN-T Panglungan 2 ini membuat pojok literasi sebagai salah satu sarana belajar untuk anak-anak yang ada di Desa Panglungan.

Literasi merupakan salah satu hal terpenting dalam sistem pendidikan. Berangkat dari sana mereka memutuskan untuk membuat pojok literasi perpustakaan dan mengumpulkan berbagai jenis buku, mulai dari majalah hingga ensiklopedia.

Pojok Literasi ini resmi dibuka pada tanggal 04 September 2022 pada pukul 10.00 WIB oleh Sekretaris Kecamatan Wonosalam, Kepala Dusun Sranten, Dosen Pembimbing Lapangan, dan juga para mahasiswa KKN-T Panglungan 2. Acara pembukaan pojok literasi yang langsung dilanjut dengan berbagai lomba menarik yang diadakan oleh para mahasiswa, sangat memikat antusiasme masyarakat terutama anak-anak yang ada di Dusun Sranten.

“Kami berharap program kerja Pojok Literasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Panglungan dan sekitarnya. Selain itu kami juga sangat mengharapkan peran serta semua elemen masyarakat untuk terus mengawal pelaksanaan kegiatan Pojok Literasi yang kami buat.” Ujar Ainun Yaqin selaku Ketua Kelompok KKN-T Panglungan 2.

Dengan adanya Pojok Literasi ini diharapkan mampu menambah minat baca terutama bagi anak-anak di Dusun Sranten, Desa Panglungan sehingga dapat mendorong tingkat pendidikan yang ada di Desa tersebut. Selain itu, para mahasiswa juga mengharapkan dengan adanya pojok literasi ini dapat membantu mendorong kenaikan peringkat literasi Indonesia yang sangat rendah.

Buntut Kenaikan Harga BBM, Harga Beras di Jombang Juga Mulai Naik

Jadi Purwanto pedagang beras di PCN Jombang


JOMBANG – Setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, harga bahan pokok makanan seperti beras di Pasar Citra Niaga (PCN) di Kabupaten Jombang juga turut merangkak naik. 
Menurut salah satu pedagang di Pasar Citra Niaga, kenaikan harga beras disinyalir akibat distribusi operasional yang hampir semuanya menggunakan BBM dan juga karena gagal panen.

“Faktor kemungkinan ada dua. Pertama panen gagal, kemudian kenaikan harga BBM, yang mana operasional padi seperti penggilingan juga menggunakan solar”, ujar Jadi Purwanto pedagang beras di Pasar Citra Niaga (PCN) pada Selasa (6/9/2022). 
Ia menjelaskan, Harga beras naik mulai dari Rp 200 sampai Rp 500 rupiah per kilogramnya. “Seperti harga Beras Serang yang sebelumya seharga Rp 8.500, namun saat ini harganya mencapai Rp 9.000. Beras Serang Super yang sebelumnya seharga Rp 9.200, sekarang telah mencapai harga Rp 9.800,” jelasnya. 

Lanjut Purwanto, beras dengan harga terendah adalah beras impor dari Vietnam seharga Rp8.500 dan beras lokal dengan harga yang sama, namun kualitasnya lebih rendah. 

Ia juga memprediksi, harga beras di pasar dimungkinkan akan terus naik, seiring kenaikan berbagai harga komoditas. “Kenaikan harga bahan pokok seperti beras ini masih mempunyai kemungkinan untuk melonjak lagi,” tandasnya. (kabarjombang.com)

Imbas Harga BBM Melejit, Tarif Ojek Online Ikutan Naik

Ilustrasi Ojek Online


Nasional – Imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kini mulai dirasakan. Salah satunya di tarif angkutan publik seperti ojek online. Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menetapkan tarif baru ojek online, Rabu (7/9). 
Melalui konferensi pers yang digelar secara daring di kanal youtube Ditjen Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugianto mengatakan penyesuaian tarif ojek online ini dilakukan karena adanya penyesuaian beberapa komponen terkait. 

“Yakni kenaikan UMR, asuransi pengemudi, dan kenaikan BBM. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian tarif,” ujar Hendro. 

Dalam kesempatan tersebut Hendro juga menjelaskan penyesuaian tarif ojek online dikategorikan menjadi tiga zona. 

Zona I meliputi Sumatra, Jawa (kecuali Jabodetabek), dan Bali. Tarif baru yang dikenakan ialah Rp 2.000 – Rp 2.500 (semula Rp 1.850 – Rp 2.300) per km dengan biaya jasa minimal Rp 8.000 – Rp 10.000. Baca Juga : Tak Hanya Ojek Online, Tarif Bus AKAP Kelas Ekonomi Juga ikutan Naik 

Zona II meliputi Jabodetabek. Tarif baru yang dikenakan ialah Rp 2.550 – Rp 2.800 (semula Rp 2.600 – Rp 2.700) per km dengan biaya jasa minimal Rp 10.200 – Rp 11.200. 

Zona III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku, serta Papua. Tarif baru yang dikenakan ialah Rp 2.300 – Rp 2.750 (semula Rp 2.100 – Rp 2.600) per km dengan biaya jasa minimal Rp 9.200 – Rp 11.000. 

“Untuk biaya sewa penggunaan aplikasi kami tetapkan menjadi maksimal 15 persen. Sebelumnya sebesar 20 persen kami turunkan menjadi 15 persen,” imbuh Hendro. 

Dirjen Perhubungan Darat memberikan waktu selama 3 hari agar perusahaan-perusahaan penyedia jasa ojek online bisa menyesuaikan tarif baru tersebut. Artinya, tarif baru ini akan efektif berlaku secara serentak mulai 10 September 2022. (Affendra F)

Pertandingan Persebaya Surabaya Vs Rans Nusantara FC Digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Ini Alasannya

Direktur PT Persebaya Indonesia, Candra Wahyudi saat di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo / Foto: Yunus

Sidoarjo - Persebaya Surabaya terusir sementara dari Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya pada pertandingan pekan ke sembilan BRI Liga 1 musim 2022/2023.

Bajul Ijo, julukan Persebaya Surabaya, sementara akan bermarkas di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo saat menjamu Rans Nusantara FC pada Kamis (15/9/2022) mendatang.

Direktur PT Persebaya Indonesia, Candra Wahyudi, mengatakan bahwa Persebaya Surabaya terancam angkat koper dari Surabaya dikarenakan mengalah dengan Timnas Indonesia.

“Sebenarnya Persebaya Surabaya bermain di Stadion Gelora Bung Tomo, cuma pada tanggal itu, tidak bisa dipakai karena ada kualifikasi Piala AFC U-20 2023. Sehingga, kami berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk bisa memainkan pertandingan melawan Rans Nusantara FC itu di Gelora Delta Sidoarjo,” ujar Candra kepada sidoarjonews.id, Rabu, (7/9/2022).

Selain itu, kualifikasi Piala AFC U-20 2023 akan digelar pada tanggal 14 hingga 18 September 2022. GBT akan menjadi venue untuk pertandingan Grup F yang diisi oleh Timnas Indonesia U-19, Vietnam, Hongkong, dan Timor Leste.

“Kebetulan cuma satu pertandingan saja ketika melawan Rans Nusantara FC, karena GBT tidak bisa dipakai mulai tanggal 14 hingga 18 September 2022,” ujar Candra.

Pria mantan Manager Persebaya Surabaya tersebut juga mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Bupati Sidoarjo.

“Kami tadi berkomunikasi dengan Pak Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, dan alhamdulillah Gus Muhdlor sangat mendukung rencana tersebut. Beliau welcome, memberi kesempatan bagi Persebaya Surabaya untuk bermain di Gelora Delta Sidoarjo,” ujar Candra.

Candra Wahyudi menambahkan, bahwa komunikasi tidak hanya dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, namun juga dengan kepolisian sebagai penanggung jawab keamanan.

“Tinggal nanti kita berkomunikasi dengan jajaran kepolisian, mudah-mudahan bisa terlaksana pertandingan melawan Rans Nusantara FC di Gelora Delta, Sidoarjo mendatang,” ujar Candra.

Sekadar informasi, Persebaya Surabaya terakhir bermain di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Jum’at (2/9/2022). Bajol ijo saat itu bertanding melawan Bali United dan berakhir dengan skor 0-1 atas kemenangan Bali United.

Selain itu, kini Persebaya Surabaya menempati klasemen sementara di posisi ke sembilan dengan raihan 10 point. (Yunus, sidoarjonews.id)

Peduli Limbah Rumah Tangga, Mahasiswa UMAHA Sosialisasi Pengolahan Minyak Jelantah

Selasa, 30 Agustus 2022

Gelar Sukses Sosialisasi Kewirausahaan  "Pemberdayaan Masyarakat Desa Sumberjo Melaui Program Pengolahan Limbah Minyak Jelanta Menjadi Sabun Cair Serbaguna Dan Ekonomis" Mahasiswa KKN UMAHA Kelompok 3


Jombang - Minyak Jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari jenis minyak goreng yang sudah digunakan. Minyak jelantah tidak termasuk kategori limbah B3 dan tidak termasuk sampah. Tetapi minyak jelantah dianggap sebagai limbah.

 

Dampak Buruk Minyak Jelantah

Reaksi hidrolisis dari asam lemak dengan basa (alkali) menghasilkan produk yang disebut sabun. Salah satu sumber asam lemak yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu minyak goreng. Selama ini, penggunaan minyak goreng di Indonesia belum maksimal. Sisa minyak goreng yang telah digunakan langsung dibuang ke lingkungan sekitar rumah tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pembuangan limbah minyak goreng secara langsung menjadi salah satu alasan bagi kelompok KKN Umaha SUMBERJO 3 untuk memberikan sosialisasi pembuatan sabun dari minyak jelantah untuk Memberdayakan Masyarakat Sumberjo melalui Program Kerja ini.

Istilah minyak jelantah mengacu pada minyak yang sudah digunakan berkali-kali untuk memasak dan menggoreng. Dikutip dari Waste4Change, minyak yang telah digunakan berkali-kali ini dapat menimbulkan bahaya karena akan mengubah komposisisnya serta melepaskan akrolein, yaitu senyawa yang berpotensi membawa sifat karsinogenik (pembawa kanker).

Apabila dibuang begitu saja, minyak jelantah akan membawa masalah kepada lingkungan, seperti menyumbat pori-pori tanah, mencemari air, dan menyumbat saluran drainase. Apabila minyak jelantah dibuang ke tanah, maka pori-pori tanah akan tersumbat, menjadi keras, dan mengurangi kesuburan tanah. Selain itu, minyak juga akan mengapung di permukaan air dan menghalangi sinar matahari. Keadaan tersebut akan mengganggu fotosintesis tumbuhan dan menurunkan kadar oksigen yang diterima biota laut.



Sosialisasi Kepada Masyarakat Ds Mrican RT 04 Desa Sumberjo Kec. Wonosalam Kab. Jombang

Kehadiran mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata Universitas Ma'arif Hasyim Latif (KKN UMAHA) Sidoarjo, Kelompok 3 Sumberjo Wonosalam Jombang. Terpangil untuk memberikan akses dan keterampilan bagi warga yang ingin belajar memiliki usaha sendiri maupun bersama.

Sasaran dari program ini adalah masyarakat desa sumberjo khususnya ibu - ibu rumah tangga untuk mengenalkan potensi lain dari Minyak Jelantah (Mijel), serta untuk meningkatkan edukasi dan keterampilan untuk mengolah limbah yang umumnya langsung dibuang menjadi barang yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi dan tepat guna. Mahasiswa KKN Umaha menjadikan Minyak Jelantah menjadi peluang potensi untuk dijadikan Sabun Serbaguna dan memiliki nilai Ekonomis. Limbah Rumah Tangga tersebut memiliki potensi menjadi sabun cair yang dapat digunakan sebagai sabun cuci piring, cuci pakaian, cuci motor, hingga menjadi sabun Antiseptik. Tentunya hal ini menjadikan warga dusun Mrica khususnya ibu - ibu antusias untuk mempraktekan secara langsung. Hal ini juga berpotensi menjadi peluang usaha UMKM oleh kalangan ibu rumah tangga.






Sosialisasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga Minyak Jelantah Menjadi Sabun Serbaguna dan Ekonomis

Sosialisasi Kewirausahaan tersebut digelar pada hari Jum'at (26/08/2022).Sosialisasi Kewirausahaan tersebut merupakan program kerja utama KKN UMAHA Kelompok 3 Sumberjo tahun 2022. Turut dihadiri ibu-iobu Dusun Mrican RT 04 RW 02 yang berpartisipasi dalam sosialisasi program kerja mahasiswa - mahasiswi Kuliah Kerja Nyata Universitas Ma'arif Hasyim Latif (KKN UMAHA) Sumberjo 3. Didampingi oleh Bapak R. Dion H. Ontoseno, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan dibantu oleh Ibu Liza sebagai pelatih pembuatan sabun cair dari Minyak Jelantah (Mijel).Adanya sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan edukasi mendaur ulang barang tak berguna menjadi barang bernilai. Sehingga warga dusun Mrican dapat memiliki peluang usaha. Kerjasama para mahasiswa dan warga Dusun Mrican RT 04 RW 02 maka terlaksana Sosialisasi dengan lancar dan khidmat, bertempat Balai Desa Sumberjo, wonosalam Jombang. Diakhiri dengan sesi foto bersama mahasiswa, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) hingga warga yang berpartisipasi. Diharapkan seluruh ilmu yang disampaikan mampu meningkatkan jiwa kewirausahaan warga Dusun Mrincan, Sumberjo.


LESTARIKAN BUDAYA ASLI SIDOARJO, JALAN SEHAT KEMERDEKAAN DESA PRASUNG DIIRINGI MUSIK PATROL



Sidoarjo - Pemerintah Desa Prasung selenggarakan jalan sehat guna merayakan hari ulang tahun Republik Indonesia ke 77, Minggu (28/08/2022). Musik Patrol ikut memeriahkan Jalan sehat Desa Prasung kali ini. Dengan Rute jalan sehat dimulai dari Balaidesa Prasung mengelilingi seluruh wilayah Desa Prasung.

Seperti sudah diketahui bahwasanya musik patrol telah menjadi warisan budaya asli Kabupaten Sidoarjo. Hal ini terbukti dengan adanya usaha Pemkab Sidoarjo mencatatkan produk budaya, Musik Patrol dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Dirjen Kekayaan Intelektual kemenkumham RI.,

M Zulfi Hidayatulloh, Ketua Karangtaruna Desa prasung, menjelaskan dalam merayakan Kemerdekaan RI tersebut, Pemdes Prasung bersama pemuda karang taruna Prasung menyelenggarakan berbagai lomba. Seperti Bulutangkis, kebersihan lingkungan hingga Lomba game E sport Mobile legend puncaknya adanya jalan sehat.

Pemuda asli Desa Prasung tersebut mengungkapkan alasanya jalan sehat ini diiringi musik patrol. Menurutnya musik patrol dapat mewakili kabupaten Sidoarjo dalam menunjukan kreatifitas dalam menciptakan produk budaya baru di Indonesia.

“Dalam mengisi kemerdekaan, warga harus mampu kreatif dan inovatif. Salah satunya ya musik patrol ini yang telah resmi menjadi produk budaya yang di-HKI-kan Pemkab Sidoarjo,” ujarnya

Lebih lanjut, Ia menjelaskan hal tersebut sebagai upaya dari karang taruna desa prasung untuk ikut memeriahkan kemerdekaan indonesia, juga untuk menjunjung nilai-nilai budaya dari golongan pemuda, selain musik patrol juga ada seni tari dan pertunjukan pencak silat.

Kapala Desa Prasung, M. Syafii S.A.P., M.A.P dalam sambutanya mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh warga Desa Prasung atas partisipasinya dalam Jalan Sehat kemerdekaan tersebut.

“Alhamdulillah setelah dua tahun, kita bersama bisa melaksanakan perayaan kemerdekan RI dengan meriah. Melihat antusias warga yang banyak sekali yang ikut, membuktikan warga Desa Prasung sangat mensyukuri nikmat kemerdekaan Indonesia ini,” jelasnya di sambut tepuk tangan meriah warga. (Ant/Nisa)

Kisah inspirasi untuk para istri dan suami

Kamis, 24 Mei 2012



Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. 
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu, 
dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!


Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.


sumber

Top 10

WOW...!!!

 

Search

+1